Jumat, 05 Oktober 2012

RESENSI NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN
agnes_davonar
Cover Novel "Surat Kecil Untuk Tuhan"
Adalah sebuah novel yang diangkat dari kisah nyata keke, seorang gadis remaja Indonesia yang telah meninggal tahun 2008 karena kanker ganas. Buku ini terjual lebih dari 50.000 exp, tahun 2011 telah diadaptasi ke layar lebar. Kisah Keke pernah di ulas dalam acara kick Andy dan ribuan air mata telah berjatuhan setelah membaca kisahnya.

Hai Sobat, namaku Keke. Umurku 13 tahun ketika aku divonis mengalami penyakit kanker ganas bernama Rabdomiosarkoma, sulit bagiku untuk mengerti penyakit apa yang menyerang bagian wajahku itu bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu, aku sangat kesulitan. Dokter bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat langkah dan menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit itu.
Aku sedih ketika ayahku menangis menolak permintaan dokter untuk melakukan operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku tidak melakukan operasi, maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih dari 3 bulan. Aku sangat terkejut, karena penyakit itu tidak memiliki tanda-tanda apapun selain aku mengalami sakit mata yang diikuti dengan mimisan yang terjadi selama seminggu. Kanker itu hanya seukuran kuku jariku dan bersarang di bagian pelipis mataku, tapi operasi itu mengharuskan aku kehilangan sebagian wajah kiri dan mataku.
Ayahku tentu tidak akan rela aku kehilangan bagian wajahku karena aku adalah seorang anak gadis yang akan tumbuh dewasa bagaimanapun kelak. Aku tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit itu hingga aku merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar bola tenis dan buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku tidak pernah mau jujur mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku berjuang hidup selama 3 bulan mencari pengobatan tradisional dan seseorang ulama mengatakan padaku aku terserang kanker.
Perasaanku saat itu sangat hancur, aku tau hidupku tidak akan lama lagi dengan keadaan buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah kiriku. Aku menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia tega merenggut masa remajaku dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan model. Air mata yang berjatuhan setiap harinya tak pernah kulewatkan ketika rasa sakit kanker itu datang. Walau demikian aku sungguh beruntung, sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku selalu ada disampingku untuk memberikan dukungan tanpa henti.
Ketika aku mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku hanya berdoa berharap kepada Tuhan agar ia memberikan aku waktu lebih lama di dunia ini untuk mengucapkan selama berpisah dengan sahabat, kekasihku dan terutama untuk membuat ayahku bahagia lebih lama.Disaat itu aku tidak mampu berdiri dan mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku, disaat itulah aku mendapatkan sebuah mujizat, seorang dokter menyelamatkanku dari penyakit itu disaat-saat terakhir hidupku. aku sembuh dan kanker diwajahku menghilang secara ajaib.
Aku merasakan kebaikan tuhan padaku dan melawan vonis kematian yang dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya mulai saat itu untuk bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku. Usai penyakit itu hilang dalam hidupku, Aku melewatkan hari-hariku dengan bahagia bersama keluarga dan teman-temanku, aku menghabiskan waktuku dengan belajar kitab suci dan mendekatkan diriku pada Tuhan. Hidup-hidupku pun berlalu dengan bahagia walaupun pada akhirnya hal yang tak kuharapkan terjadi lagi dalam hidupku ketika kanker itu kembali padaku, kini ia menyerang wajah sebelah kananku.
Disaat aku mendapatkan vonis itu kembali, aku tidak lagi takut dan aku tidak lagi marah kepada Tuhan. Aku bersyukur padanya, ia memberikan aku kesempatan lebih lama di dunia ini untuk dapat bersama sahabat, keluargaku dan kekasihku.Walau air mata berjatuhan disampingku, aku berusaha untuk tegar dan mengatakan kepada semua orang, kalau ujian dalam hidupku adalah tanda sayang Tuhan kepadaku.
Dokter yang menyelamatkan hidupku pertama kalinya menyerah, ia tidak sanggup lagi menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan berjanji untuk bertahan hidup hingga aku bisa melewatkan ujian terakhirku di dunia ini agar bisa lulus di bangku SMP. Walau aku buta dan lumpuh, aku berjanji pada Tuhan dan sahabat-sahabatku untuk lulus dan memakai seragam SMA.
Sobat, hidup adalah anugerah yang indah. Atas kebaikan Tuhan, aku mampu mengikuti ujian sekolah dengan kondisiku yang semakin parah. Aku bersyukur karena bisa lulus dengan baik dan sampai akhirnya mampu memakai seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatku walau hanya sehari disaat sebelum aku harus dilarikan ke rumah sakit karena darah terus mengalir di hidungku.Kematianku semakin dekat dan itu bisa kurasakan disaat hembusan nafasku semakin berat.
Tapi aku tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku kepada Tuhan..surat yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis yang berjuang untuk hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami penyakit kanker yang sama denganku.
Aku berharap ketika aku tidak ada lagi di dunia ini, kisahku menjadi inspirasi bagi siapapun yang ada di dunia ini untuk bersyukur akan hidup. Karena Tuhan begitu mencintai kita dengan cobaannya.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya.
RESENSI NOVEL PERSAHABATAN MELEBIHI SEGALANYA

Adalah 3 sahabat yang sama-sama tinggal di Negeri Belanda. Amara: dengan segala kelebihannya, kecantikan, kecerdasan, suami dan keluarga yang menyayanginya, merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Keinginannya untuk menjadi koki terkenal terpaksa dia tinggalkan karena ayahnya menganggap itu bukan pekerjaan yang mempunyai masa depan cerah. Menikah dengan atasannya sewaktu masih bekerja di Jakarta, Wim, dan kemudian mereka tinggal di Belanda. Setelah beberapa bulan tinggal di sana, ia mulai merasa ada yang kurang dalam kehidupannya. Ambisinya untuk menjadi koki terkenal masih selalu menjadi obsesinya. Kemudian kesempatan itu ada setelah dia membaca sebuah lowongan menjadi asisten koki di sebuah Koran. Amara kemudian mencoba melamar pekerjaan itu. Ternyata pekerjaan yang dia dapatkan jauh sekali dengan apa yang dia perkirakan. Dia yang cantik, cerdas, dan manja, terpaksa harus mengepel lantai, merajang bawang, mengupas kentang. Semua itu harus dia kerjakan secara sempurna, karena atasannya Jan adalah seorang yang sangat perfect dalam segala hal. Sampai kemudian, ia mengutarakan keinginannya untuk kursus memasak, Jan bersedia membantu dia dengan syarat Amara harus mau diuji secara fisik dan mental, memasak untuk dinilai oleh Jan layak atau tidaknya Amara menjadi seorang koki yang terkenal. Ayu: mendapatkan kehidupannya berbalik 180 derajat setelah bertemu dengan “mas tom”nya. Dia yang terbiasa hidup susah sejak kecil, menjadi bahan ejekan teman-temannya sewaktu masih di SD karena tidak selalu tidak mempunyai uang berbagai kegiatan. Dia beruntung mempunya seorang nenek yang mengajarkan dia selalu nrimo, sabar, legowo, “Sing Sabar.. wong sabar, disayang Gusti Allah” kata-kata itulah yang selalu menguatkan dia, menyabarkan dia menghadapi semua tantangan dan rintangan dalam kehidupannya. Bahkan ketika ia harus keluar dari sekolah, karena biayanya untuk kuliah kakaknya, ia masih mencoba bersabar. Menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai pelayan di sebuah swalayan karena kakaknya mogok bekerja. Di swalayan ini kemudian dia bertemu dengan seorang Belanda yang bernama Tom, yang kemudian jatuh cinta kepadanya. Mereka kemudian menikah, tinggal di Belanda dan mempunya seorang anak lanang bernama ben yang lucu dan sangat memuja papanya. Karina: merasa dirinya tidak cantik, dan tidak seksi, yang mempunya motto hidup ini keras jenderal… semua harus diperjuangkan. Dia bekerja di sebuah perusahan terkemuka di Belanda, dan telah 4 tahun berpacaran dengan Kurt yang ia temui ketika ia kekurangan uang ketika sedang berwisata ke Spanyol. Menginjak usia yang 32, dia mulai merasa gamang, desakan keluarganya untuk segera menikah, dan pacarnya yang tidak kunjung melamarnya, membuat dia semakin membuat dia putus asa. Terobsesi untuk mencoba berbagai cara untuk menjadi lebih cantik yang malah membuatnya menjadi sakit. Mereka bertiga bertemu, bersahabat, saling melengkapi, dan menyangi, segalanya berjalan lancar dan indah dengan diselingi pertengkaran kecil antara Amara dan Karina, tentu saja Ayu yang sabar selalu menjadi penengah. Waktu yang bergulir, dan mulai menguji persahabatan mereka, Amara yang selalu merasa kecewa dan tidak puas dengan apa yang dia dapatkan, mendapatkan pelajaran yang sangat berharga bahwa hidup itu tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginannya. Ada sesuatu yang harus dia raih dengan perjuangan, susah payah dan membutuhkan mental yang kuat, pantang menyerah. Dan meninggalkan pandangan-pandangan yang kuno dan salah tentang kehidupan. Ayu, yang diuji ketabahannya dengan meninggal suaminya secara mendadak, harus menjadi orang tua tunggal bagi seorang anak kecil yang sangat mengidolakan ayahnya. Sesuatu yang tidak mudah, karena ia selama ini terbiasa nrimo, dan pasrah, terpaksa harus menjadi seorang yang tegar dan mandiri. dan Karina yang selalu merasa bahwa dirinya tidak cukup menarik untuk mendapatkan seorang suami, mendapatkan pelajaran bahwa setiap langkah harus diperhitungkan secara benar-benar matang. Dan pelajaran yang paling penting yang ia petik dalam kehidupannya adalah “jadilah diri sendiri”.

Kamis, 04 Oktober 2012

RESENSI NOVEL NEGERI 5 MENARA

Novel Negeri 5 Menara merupakan salah satu novel yang inspiratif. Kata dan kalimatnya yang sederhana, sangat mudah di pahami bagi semua kalangan pembaca. Alur ceritanya menarik. Setiap halaman pasti akan membuat penasaran untuk membuka halaman berikutnya. Sungguh pengalaman asik bagi saya.

Bercerita tentang kehidupan di Pesantren. Tepatnya di Pesantren Modern Madani, Jawa Timur. Alif (tokoh utama) dan 6 orang teman-temannya se-angkatan, selalu bermimpi untuk bisa mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Menara mesjid utama pesantren adalah tempat mereka berkumpul dan saling menuliskan mimpi-mimpi mereka. Sehingga para santri lain, menyebut mereka Sahibul Menara, penunggu menara.


Film Negeri 5 Menara
Kehidupan Alif selama 4 tahun menjadi santri, selalu di ikuti oleh perasaan penyesalan. Ia tidak pernah terpikir sebelumnya untuk melanjutkan sekolahnya di sekolah agama. Keinginan ibunya lah yang mengharuskan Alif masuk sekolah agama. Secara terpaksa, ia harus merelakan mimpinya sekolah di SMA dengan pergi jauh dari kampungnya.

Rasa menyesal itu sering padam karena kehangatan dan kasih sayang dari sahabat dan para Ustadz Ulama di Pesantren. Para Ustadz selalu memberikan motivasi untuk selalu sabar dalam menjalani kehidupan ini. Sahabatnya yang setia, akan selalu hadir dalam situasi apapun, suka duka selalu bersama. Namun, keutuhan Sahibul Menara itu goyah ketika sahabat Alif, Baso harus keluar dari pesantren karena neneknya sedang sakit parah, dan hanya Baso lah keluarga satu-satunya. Kesedihan amat terasa sekali. Baso, sang santri yang memiliki cita untuk menghapal seluruh ayat Al-Qur'an itu harus pergi meninggalkan Sahibul Menara. Dan kesedihan selalu terasa ketika mereka berkumpul di Menara Mesjid.

Awan di langit yang hadir menemani mereka ketika menunggu Adzan Maghrib, menggambarkan impian-impian mereka untuk mengunjungi berbagai benua di dunia. Tidak ada satu orang pun yang tahu kemana impian itu membawa mereka. Yang mereka tahu adalah : Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Pendengar. Man Jadda Wajadda. Siapa yang bersungguh-sunggu akan berhasil.

RINGKASAN CERITA NOVEL LASKAR PELANGI


SD Muhammadiyah tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan rapor.
Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia.
Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris.
Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.
RESENSI PERAHU KERTAS

 

Dewi Lestari | Bentang Pustaka | 2009

Pengantar: Satukan Mimpi lewat Dongeng
Tak satu pun di antara kita bisa mengatur apa yang akan terjadi nanti, hari ini, atau besok. Termasuk pertemuan kecil antara Kugy dan Keenan. Dua manusia beda karakter itu tak menyadari, banyak hal-hal ajaib menanti setelah pertemuan tersebut.

Diceritakan, Kugy adalah gadis mungil yang hobi berkhayal. Dia sangat suka menuliskan dongeng ciptaannya yang bagi orang lain merupakan hobi tak lazim. Belum lagi kegemarannya menulis surat kepada Dewa Neptunus. Surat tersebut dilipat menjadi perahu kertas dan dihanyutkan di sungai atau laut. Kugy menganggap dirinya seorang agen Neptunus.

Sedangkan Keenan digambarkan sebagai sosok yang cerdas. Kesukaannya di bidang melukis tidak mendapat restu dari ayahnya. Dia justru diarahkan ke bidang bisnis untuk meneruskan perusahaan ayahnya. Berdua, Kugy dan Keenan menjalin persahabatan. Mereka berbagi mimpi dan saling mendukung. Acara nonton bareng atau makan sepulang kuliah jadi rutinitas wajib bersama dua sahabat mereka, Noni dan Eko. Perasaan berbeda mulai muncul di antara Keenan dan Kugy. Namun, mereka berdua memilih menyimpan perasaan tersebut. Apalagi, saat itu Kugy sudah punya pacar.

Konflik mulai muncul di sini. Karena kesalahpahaman, persahabatan Noni dengan Kugy nyaris dikorbankan. Selain itu, ada saja hal-hal yang menghalangi perasaan Keenan dan Kugy. Keduanya harus terpisah beberapa waktu.

Ikuti Jejak si Agen Neptunus Meraih Kebahagiaan
Yakin dengan Kata Hati

Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar. Dan Bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita.

Bait tersebut adalah potongan puisi Kugy untuk Keenan di salah satu bagian Perahu Kertas. Rasanya, memang tidak ada yang salah dengan usaha menggapai mimpi. Para bookaholic sepakat bahwa hidup berasal dari mimpi.

Wildan Bagus Aditya, Merlin Dwi Yunaniar, Anisah Fathinah, Gadhis Richi Andita, dan Yanuar Satria Putra kagum dengan jalan yang berani diambil Kugy serta Keenan untuk mempertahankan impian mereka.

Cerita yang dimulai dengan pertemuan Kugy dan Keenan tersebut membuat para bookaholic ikut tersenyum dalam diskusi sore itu. “Salut sama Kugy. Sebagai cewek, dia sama sekali nggak jaim. Bener-bener tipikal cewek yang unik. Berantakan, tapi cantik,” ujar Adit, sapaan akrab Aditya, membuka percakapan.

Ucapan Adit tersebut langsung mendapat respons dari Merlin Dwi Yunaniar atau yang akrab disapa Merlin. “Menurut aku, Kugy sama Keenan sama-sama unik. Bayangin aja, kok bisa gitu ya. Keenan klop sama Kugy yang ngaku-ngaku bahwa dia adalah agen Neptunus. Hehehe,” ujar Merlin sembari membayangkan wujud tokoh Keenan dalam dunia nyata.

Jalan cerita novel ini, menurut Gadis (panggilan Richi Gadis Andita) selalu menarik. Setelah membaca, rasanya enggan untuk meletakkan Perahu Kertas. Pengin langsung dibaca sampai habis. “Komplet soalnya. Kami bisa tertawa ngikutin kekocakan si Kugy. Kami bisa ikut terharu waktu Kugy dan Keenan harus merelakan impian mereka. Rasanya pasti sedih banget, tuh,” kata Gadis.

Anisah mengungkapkan, perasaan sebel juga ikut muncul gara-gara ulah Wanda yang sengaja membohongi Keenan demi bisa bersama Keenan. Wanda terkesan menghalalkan segala cara. “Aduh, jangan sampai jadi orang kayak Wanda,” tukas Anisah sebal. Teman-teman yang lain juga setuju dengan Anisah. “Tapi, kadang-kadang kan, kalau sudah masalah perasaan, logika bisa terabaikan,” ujar Anisah.

Ada banyak pelajaran yang bisa diambil bookaholic dari Perahu Kertas. Semangat, perjuangan, dan kerja keras adalah hal yang tak terlewatkan. Lembar demi lembar novel ini membuat bookaholic terhanyut dengan kisah cinta Kugy dan Keenan.

“Sayang, ending-nya kok kurang nendang ya? Gampang ketebak gimana akhir ceritanya,” ujar Yanuar. “Aku kira, bakal ada sesuatu yang beda atau kejutan,” lanjutnya.

Adit sepakat dengan Yanuar. Menurut dia, dia sudah bisa menebak kisah Kugy dan Keenan bakal berakhir happy ending. “Nggak apa-apa happy ending, tapi jalan yang mereka lalui kan nggak gampang. Prosesnya itu lho yang bisa mengocok emosi kita,” ucap Adit.

Merlin, Gadis, dan Anisah mengangguk penuh semangat. “Itu namanya jodoh nggak lari kemana. Kayak salah satu quote-nya, jalan kita berputar, tapi suatu hari kita jadi diri sendiri. Tergapai deh semua cita-cita mereka,” papar Merlin.

Setelah membaca Perahu Kertas, bookaholic jadi terinspirasi. Mereka bertekad kuat meraih impian masing-masing. “Intinya, nggak boleh menyerah,” seru mereka. ( RESENSI )