RESENSI NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN
Adalah
sebuah novel yang diangkat dari kisah nyata keke, seorang gadis remaja
Indonesia yang telah meninggal tahun 2008 karena kanker ganas. Buku ini
terjual lebih dari 50.000 exp, tahun 2011 telah diadaptasi ke layar
lebar. Kisah Keke pernah di ulas dalam acara kick Andy dan ribuan air
mata telah berjatuhan setelah membaca kisahnya.
Hai Sobat, namaku Keke. Umurku 13 tahun ketika aku divonis mengalami penyakit kanker ganas bernama Rabdomiosarkoma,
sulit bagiku untuk mengerti penyakit apa yang menyerang bagian wajahku
itu bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu, aku sangat
kesulitan. Dokter bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat
langkah dan menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit
itu.
Aku sedih
ketika ayahku menangis menolak permintaan dokter untuk melakukan
operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku tidak melakukan operasi,
maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih dari 3 bulan. Aku sangat
terkejut, karena penyakit itu tidak memiliki tanda-tanda apapun selain
aku mengalami sakit mata yang diikuti dengan mimisan yang terjadi
selama seminggu. Kanker itu hanya seukuran kuku jariku dan bersarang di
bagian pelipis mataku, tapi operasi itu mengharuskan aku kehilangan
sebagian wajah kiri dan mataku.
Ayahku tentu
tidak akan rela aku kehilangan bagian wajahku karena aku adalah
seorang anak gadis yang akan tumbuh dewasa bagaimanapun kelak. Aku
tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit itu hingga aku
merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar bola tenis
dan buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku tidak pernah
mau jujur mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku berjuang hidup
selama 3 bulan mencari pengobatan tradisional dan seseorang ulama
mengatakan padaku aku terserang kanker.
Perasaanku
saat itu sangat hancur, aku tau hidupku tidak akan lama lagi dengan
keadaan buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah kiriku. Aku
menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia tega merenggut masa
remajaku dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan model. Air mata
yang berjatuhan setiap harinya tak pernah kulewatkan ketika rasa sakit
kanker itu datang. Walau demikian aku sungguh beruntung,
sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku selalu ada disampingku
untuk memberikan dukungan tanpa henti.
Ketika aku
mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku hanya berdoa berharap kepada Tuhan
agar ia memberikan aku waktu lebih lama di dunia ini untuk mengucapkan
selama berpisah dengan sahabat, kekasihku dan terutama untuk membuat
ayahku bahagia lebih lama.Disaat itu aku tidak mampu berdiri dan
mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku, disaat itulah aku mendapatkan
sebuah mujizat, seorang dokter menyelamatkanku dari penyakit itu
disaat-saat terakhir hidupku. aku sembuh dan kanker diwajahku
menghilang secara ajaib.
Aku
merasakan kebaikan tuhan padaku dan melawan vonis kematian yang
dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya mulai saat itu untuk
bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku. Usai penyakit itu
hilang dalam hidupku, Aku melewatkan hari-hariku dengan bahagia bersama
keluarga dan teman-temanku, aku menghabiskan waktuku dengan belajar
kitab suci dan mendekatkan diriku pada Tuhan. Hidup-hidupku pun berlalu
dengan bahagia walaupun pada akhirnya hal yang tak kuharapkan terjadi
lagi dalam hidupku ketika kanker itu kembali padaku, kini ia menyerang
wajah sebelah kananku.
Disaat aku
mendapatkan vonis itu kembali, aku tidak lagi takut dan aku tidak lagi
marah kepada Tuhan. Aku bersyukur padanya, ia memberikan aku kesempatan
lebih lama di dunia ini untuk dapat bersama sahabat, keluargaku dan
kekasihku.Walau air mata berjatuhan disampingku, aku berusaha untuk
tegar dan mengatakan kepada semua orang, kalau ujian dalam hidupku
adalah tanda sayang Tuhan kepadaku.
Dokter yang
menyelamatkan hidupku pertama kalinya menyerah, ia tidak sanggup lagi
menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan berjanji untuk bertahan hidup
hingga aku bisa melewatkan ujian terakhirku di dunia ini agar bisa
lulus di bangku SMP. Walau aku buta dan lumpuh, aku berjanji pada Tuhan
dan sahabat-sahabatku untuk lulus dan memakai seragam SMA.
Sobat, hidup
adalah anugerah yang indah. Atas kebaikan Tuhan, aku mampu mengikuti
ujian sekolah dengan kondisiku yang semakin parah. Aku bersyukur karena
bisa lulus dengan baik dan sampai akhirnya mampu memakai seragam rok
abu-abu bersama sahabat-sahabatku walau hanya sehari disaat sebelum aku
harus dilarikan ke rumah sakit karena darah terus mengalir di
hidungku.Kematianku semakin dekat dan itu bisa kurasakan disaat
hembusan nafasku semakin berat.
Tapi aku
tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku kepada
Tuhan..surat yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis yang
berjuang untuk hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami penyakit
kanker yang sama denganku.
Aku berharap
ketika aku tidak ada lagi di dunia ini, kisahku menjadi inspirasi bagi
siapapun yang ada di dunia ini untuk bersyukur akan hidup. Karena
Tuhan begitu mencintai kita dengan cobaannya.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya.